Kamis, 23 Desember 2010

MALOBORO = YOGYAKARTA

Jalan Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.
Terdapat beberapa obyek bersejarah di kawasan tiga jalan ini antara lain Tugu Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.
Jalan Malioboro sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan khas jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual makanan gudeg khas jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpulnya para Seniman-seniman-seniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art, pantomim dan lain-lain disepanjang jalan ini.

Menengok Komodo, Menjelajah Dunia Lain

Dari sumber kompas.com


Komodo, hewan melata bernama Latin ”Varanus Komodoensis” ini, sebagian besar hidup di Pulau Rinca dan Komodo di Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Hewan itu nyaris punah karena tinggal sekitar 2.000 ekor. Tak heran jika Indonesia berjuang keras agar komodo masuk dalam ”The New 7 Wonders of Nature”, cek http://www.new7wonders.com.

Setelah terbang dengan pesawat kecil dari Bandara Ngurah Rai, Bali, selama satu jam, kita mendarat di Bandara Komodo, Labuhan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. Labuhan Bajo, kota kecil di ujung barat Pulau Flores, adalah titik awal menuju Pulau Rinca dan Komodo.
Pelabuhan Labuhan Bajo terbilang kecil. Dengan menumpang kapal cepat dan terkatung-katung di tengah laut Flores selama 40 menit, melewati pulau-pulau kecil yang tandus dan gersang, kita sampai di Pulau Komodo.
Pintu masuk Pulau Komodo berada di Loh Liang. Di sini, seorang turis asing ditegur Kepala Taman Nasional Komodo, Tamen Sitorus, ”Please, jangan kotori Pulau Komodo.” Pasalnya, turis itu nekat mau menyalakan rokok dengan korek api. Bisa jadi dia belum tahu peraturan di Komodo.
Alasan Tamen Sitorus, Taman Nasional Komodo didominasi padang savana dengan pepohonan yang kering meranggas sehingga dengan mudah akan terbakar. Padahal, Taman Nasional Komodo ini aset nasional dan ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia dan Cagar Biosfir oleh UNESCO.
Dari Loh Liang, kita harus didampingi seorang ranger atau penjaga hutan. Berbahaya jika kita berjalan sendiri karena tak mengenal medan dan tak tahu bagaimana komodo bergerak.
”Dulu, ada turis asing berkeliling dalam satu rombongan, tetapi ternyata seorang turis terpisah. Kami cari ke mana-mana, baru besoknya ditemukan gumpalan rambut dan kameranya saja,” tutur ranger Yusuf Jenata Hamzah yang sudah menjadi ranger selama 26 tahun menggambarkan ganasnya komodo.
Padang savana
Turis sering menyebut Taman Nasional Komodo sebagai ”dunia lain” atau ”dunia tersendiri”. Sebab, situasi alam di Taman Nasional ini berbeda dengan wilayah Indonesia yang lain. Selain menjadi tempat hunian komodo, spesies kadal terbesar di dunia berukuran panjang 2-3 meter.
Taman Nasional ini didominasi padang savana luas dengan pohon lontar berukuran raksasa. Sumber air di Taman Nasional terbatas, juga berudara panas.
Buat yang suka trekking, di posko ada petanya. Jadi, kita bisa membayangkan perjalanannya. Ada trekking jarak pendek 2 km, jarak menengah 4-5 km, dan jarak panjang 8-10 km. Kami memilih trek 2 km di Pulau Komodo dan 8 km di Pulau Rinca esok harinya.
Jadilah kulit langsung ”gosong” saking panasnya, bahkan pernah ada turis asing yang pingsan karena dehidrasi. Tetapi, begitu sampai puncak savana, rasa capek terbayar karena kita bisa melihat garis pantai dan laut yang biru di kejauhan. Kalau mau trekking, gunakan sunblock dan bawa bekal air yang cukup biar enggak pingsan kepanasan.
Trekking di sini asyik, selain menyusuri hutan kering, kita bisa ketemu beberapa komodo. Tetapi, kita harus waspada sebab komodo suka ”pura-pura” jadi kayu atau dahan pohon yang kering coklat sambil sembunyi di rumput ilalang kuning yang tinggi.
Komodo enggak punya indra pendengar meski punya lubang telinga. Hebatnya, komodo bisa melihat hingga 300 meter. Maka, hati-hatilah karena dia bisa melihat kita saat berjalan melintas di depannya. Komodo juga bisa bergerak cepat, bahkan naik ke atas pohon. Kuncinya, jangan ganggu dia di habitatnya.
Komodo di Pulau Komodo dan Rinca dibiarkan tumbuh alami. Mereka lepas di alam bebas, tanpa diberi makan. Mereka harus berusaha mencari makan dengan memangsa binatang apa saja yang dijumpai, seperti kambing dan rusa.
”Dulu, pernah diberi makan ayam atau daging pada jam-jam tertentu, tetapi itu membuat komodo jadi malas bergerak dan tergantung,” kata Yusuf Jenata Hamzah.
Maka, dukunglah komodo agar termasuk dalam Tujuh Keajaiban Dunia Baru. (LOK)

KEINDAHAN NUANSA INDONESIA

Indonesia, inilah negeri yang menakjubkan karena banyak hal yang akan Anda temukan di kepulauan hijau nan indah yang disebut sebagai zambrud khatulistiwa ini. Sebuah negeri yang menawan dengan pesona keanekaragaman alam dan budaya berpadu dalam masyarakatnya yang ramah dan mampu memberi kesan mendalam bagi pengunjungnya.
Anda dapat menikmati sensasi wisata belanja dan rekreasi sambil mencicipi wisata kuliner, berwisata budaya dan wisata sejarah sambil tak lupa membawa pulang oleh-oleh khas daerah. Bila Anda berani mengapa tidak mulai bersiap-siap berpetualang wisata alam dan wisata bahari selama seminggu yang sanggup memberi pengalaman pribadi yang mengesankan.

Indonesia atau Nusantara nama lainnya, inilah negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah total pulau mencapai 17.508 pulau. Terdiri dari 5 kepulauan besar dan 30 kelompok kepulauan kecil. Kepulauan Nusantara terbentuk dari pegunungan yang membujur dari barat ke timur, dilewati garis khatulistiwa dan terletak di antara benua Asia dan Australia, serta dikelilingi oleh Samudera Hindia dan Pasifik yang menempatkannya dalam wilayah strategis dunia.

Dengan ribuan pulau yang membentang sepanjang 5.120 km itu sebetulnya wilayah Indonesia terdiri 30 persen daratan, sementara sisanya 70 persen sejatinya adalah lautan. Wilayah besar tersebut menjadikan Indonesia seluas Amerika Serikat atau setara jarak antara London dan Moscow. Pulau-pulau terkenal di Indonesia adalah Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua, kemudian sisanya adalah pulau-pulau kecil. Masing-masing pulau memiliki keunikan budaya, adat-istiadat, kepercayaan, makanan, cerita sejarah, serta keindahan bentangan alam yang mampu membuat Anda berdecak kagum.
Indonesia memiliki populasi lebih dari 235 juta jiwa atau terpadat keempat di dunia. Terdiri kurang lebih 350 etnis suku dengan 483 bahasa dan budaya. Bayangkan keragaman dan kekayaan budayanya tersebut dapat hidup berdampingan secara harmonis. Mayoritas penduduknya beragama Islam dan terkenal karena jumlah masjidnya yang sangat banyak dan penyumbang jemaah haji terbesar di dunia.
Saat ini, setelah enam dasawarsa kemerdekaan, Indonesia telah menjadi negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Indonesia terus berjuang menghadapi krisis keuangan global dan menunjukkan pertumbuhan ekonomi positif. Masyarakat internasional telah mengenal bangsa Indonesia karena kemoderatannya dan toleransi. Indonesia dikenal masyarakat dunia telah berhasil mengatasi konflik perbedaan agama dan ras. Maka dari itu, banyak negara yang sedang mengalami konflik antar agama, budaya, dan ras meminta bantuan pada Indonesia.
Sejak berabad-abad wilayah ini telah didatangi oleh berbagai bangsa yaitu India, China, Arab, dan Persia. Mereka telah meninggalkan warisan budaya yang sekarang ini masih dapat Anda nikmati. Berikutnya beberapa bangsa Eropa dan Jepang datang ke negeri ini yaitu Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda, dan Jepang, mereka tergiur dengan kekayaan yang luar biasa negeri ini kemudian berhasil menancapkan pemerintahan penjajahan dan pendudukan.
Indonesia adalah negeri  yang bercita rasa seni tinggi dengan kekayaan kesenian tradisionalnya bukan hanya mencipta tetapi mereka telah berhasil membawanya pada tingkat tertinggi. Upacara-upacara keagamaan dan ritual yang ada hampir di seluruh daerah menjadikan daya tarik unik bagi wisatawan. Benda-benda tradisional kerajinan tangan seperti kilau permata dari Martapura, emas di Surabaya dan perak di Yogyakarta, menikmati musik trasisional dan kontemporer, tarian eksotis dan penuh makna, kehidupan kosmopolitan yang serba modern di kota besar sambil berbelanja berbagai produk berkelas dunia dari busana di berbagai butik, hingga kerajinan. Bila Anda tertarik mengapa tidak sepuasnya berbelanja barang-barang lokal yang dijual di pasar tradisional dan pinggir jalan, tentunya Anda dapat mengeluarkan keahlian tawar-menawar.
Jangan terlewat juga untuk berpetualang mencicipi aneka kuliner bercita rasa dari lesehan di pinggir jalan hingga restoran ternama berkelas internasional dan tentunya halal. Anda juga dapat terpukau dengan 327 jenis takstil asli Nusantara, seperti batik, songket, bordir, tenun ikat, dan banyak lainnya, terbuat dari sutera ataupun katun dengan motif khas daerah tradisional dan modern. Sangat banyak kerajinan tangan-tangan terampil yang dapat menjadi oleh-oleh tepat dan berkesan untuk orang yang menanti cerita wisata Anda.
Bila Anda ingin melancong di pulau-pulau kecil di Nusantara maka ini akan menjadi pengalaman yang mengasyikan. Bukan karena masih banyak pulau yang belum terjelajahi bahkan belum diberi nama tetapi juga Anda akan kagum dengan pemandangan gunungnya, air terjun yang mengalir ke sungai-sungai, kesejukan hutan tropis berpadu dengan laut terbentang, berselancar dalam ombak bergelombang atau menyelam di kedalaman laut biru. Nah, bagaimana bila Anda coba berenang dengan dugong, lumba-lumba, atau mantaray besar.
Indonesia diberkahi alam yang indah dari sawah yang subur di Jawa dan terasering indah di Bali dengan budayanya yang eksotik. Ada bnyak hutan hujan tropis yang mewah di Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi, atau padang rumput luas seolah tanpa batas si savannah Nusa Tenggara. Bagaimana juga bila Anda disediakan tempat untuk mendaki hingga ke puncak gunung es abadi di Jaya Wijaya Papua?
Laut Indonesia menyimpan kekayaan laur biasa. Diperkirakan, luas terumbu karang di dunia mencapai 284,300 km2. Indonesia mempunyai sekitar 18% terumbu karang dunia, dengan keanekaragaman hayati tertinggi lebih dari 2500 jenis ikan, 590 jenis karang batu, 2500 jenis Moluska, dan 1500 jenis udang-udangan.Di bawah laut para ilmuwan menemukan ikan coelacanth prasejarah di Sulawesi Timur, Disini terdapat ratusan spesies ikan dan koral yang menakjubkan. Di Sumatera ditemukan  ikan Paedocypris progeneticaini yang berukuran hanya sebesar nyamuk dengan panjang 7,9 mm, ada juga Python reticulata di Sulawesi yang mempunyai panjang 10 meter.
Beraneka jenis flora dan fauna darat hidup di Indonesia mulai dari komodo raksasa dari masa prasejarah sebagai spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Indonesia menjadi negara yang memiliki spesies hiu terbanyak di dunia dengan jumlah 150 spisies hiu, salah satunya hiu tutul. Ada juga orang utan di Kalimantan, badak berculah satu di jawa, anoa di Sulawesi, kerbau kerdil, burung kakatua yang berjambul indah, juga  ada burung cenderawasih di Papua yang seolah menceminkan daya tarik pulau yang belum terjamah.
Jangan lupakan, Indonesia juga merupakan habitat Rafflesia arnoldi, bunga terbesar di dunia yang hidup di Bengkulu. Indonesia memiliki Biodiversity Anggrek terbesar di dunia dengan 6 ribu jenis anggrek, mulai dari yang terbesar yaitu Anggrek Macan (Grammatophyllum speciosum) sampai yang terkecil  seperti Taeniophyllum yang tidak berdaun, termasuk Anggrek Hitam langka dan hanya terdapat di kalimantan dan Papua. Indonesia juga memiliki berbagai jenis rempah-rempah, kayu beraroma dan beragam buah-buahan.
Indonesia beribu kota di Jakarta, terletak di pantai utara Jawa bagian Barat. Kota ini menjadi pusat pemerintahan, pusat bisnis dan keuangan. Sebuah kota besar, metropolitan modern dengan penduduk 9 juta orang. Kini Jakarta menjadi tempat percampuran budaya dari semua kelompok etnis yang berbeda dari seluruh Nusantara.
Kota-kota besar lainnya di Indonesia seperti  Bali, Medan, Padang, Bandung, Solo, Yogyakarta, Surabaya, dan Makasar terhubung oleh penerbangan nasional dan internasional. Terdapat banyak pesawat regular dengan harga murah yang dapat membawa Anda ke berbagai  kota-kota di Indonesia atau pulau-pulau terpencil dimana dapat dimulai sebuah penjelajahan dan wisata di zambrud khatulistiwa yang kita cintai ini.

Sumber : www.indonesia.travel/id/discover-indonesia

Nama Besar Candi Borobudur

Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Dalam etnis Tionghoa, candi ini disebut juga 婆羅浮屠 (Hanyu Pinyin: pó luó fú tú)



Banyak teori yang berusaha menjelaskan nama candi ini. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara, yaitu artinya "gunung" (bhudara) di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras. Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para Buddha" yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata "bara" dan "beduhur". Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain di mana bara berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kompleks candi atau biara dan beduhur artinya ialah "tinggi", atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti "di atas". Jadi maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi.

Sejarawan J.G. de Casparis dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor pada 1950 berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Kahulunan, Casparis memperkirakan pendiri Borobudur adalah raja mataram dinasti Syailendra bernama Samaratungga, yang melakukan pembangunan sekitar tahun 824 M. Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad. Dalam prasasti Karangtengah pula disebutkan mengenai penganugerahan tanah sima (tanah bebas pajak) oleh Çrī Kahulunan (Pramudawardhani) untuk memelihara Kamūlān yang disebut Bhūmisambhāra. Istilah Kamūlān sendiri berasal dari kata mula yang berarti tempat asal muasal, bangunan suci untuk memuliakan leluhur, kemungkinan leluhur dari wangsa Sailendra. Casparis memperkirakan bahwa Bhūmi Sambhāra Bhudhāra dalam bahasa sansekerta yang berarti "Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa", adalah nama asli Borobudur.
Struktur Borobudur

Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri dari enam tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua tingkat-tingkatannya beberapa stupa.

Borobudur yang bertingkat sepuluh menggambarkan secara jelas filsafat mazhab Mahayana. bagaikan sebuah kitab, Borobudur menggambarkan sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha.

Bagian kaki Borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang masih dikuasai oleh kama atau "nafsu rendah". Bagian ini sebagian besar tertutup oleh tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi candi. Pada bagian yang tertutup struktur tambahan ini terdapat 120 panel cerita Kammawibhangga. Sebagian kecil struktur tambahan itu disisihkan sehingga orang masih dapat melihat relief pada bagian ini.

Empat lantai dengan dinding berelief di atasnya oleh para ahli dinamakan Rupadhatu. Lantainya berbentuk persegi. Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni, antara alam bawah dan alam atas. Pada bagian Rupadhatu ini patung-patung Buddha terdapat pada ceruk-ceruk dinding di atas ballustrade atau selasar.

Mulai lantai kelima hingga ketujuh dindingnya tidak berelief. Tingkatan ini dinamakan Arupadhatu (yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud). Denah lantai berbentuk lingkaran. Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana. Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar patung-patung itu masih tampak samar-samar.

Tingkatan tertinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud dilambangkan berupa stupa yang terbesar dan tertinggi. Stupa digambarkan polos tanpa lubang-lubang. Di dalam stupa terbesar ini pernah ditemukan patung Buddha yang tidak sempurna atau disebut juga unfinished Buddha, yang disalahsangkakan sebagai patung Adibuddha, padahal melalui penelitian lebih lanjut tidak pernah ada patung pada stupa utama, patung yang tidak selesai itu merupakan kesalahan pemahatnya pada zaman dahulu. menurut kepercayaan patung yang salah dalam proses pembuatannya memang tidak boleh dirusak. Penggalian arkeologi yang dilakukan di halaman candi ini menemukan banyak patung seperti ini.

Di masa lalu, beberapa patung Buddha bersama dengan 30 batu dengan relief, dua patung singa, beberapa batu berbentuk kala, tangga dan gerbang dikirimkan kepada Raja Thailand, Chulalongkorn yang mengunjungi Hindia Belanda (kini Indonesia) pada tahun 1896 sebagai hadiah dari pemerintah Hindia Belanda ketika itu.

Borobudur tidak memiliki ruang-ruang pemujaan seperti candi-candi lain. Yang ada ialah lorong-lorong panjang yang merupakan jalan sempit. Lorong-lorong dibatasi dinding mengelilingi candi tingkat demi tingkat. Di lorong-lorong inilah umat Buddha diperkirakan melakukan upacara berjalan kaki mengelilingi candi ke arah kanan. Bentuk bangunan tanpa ruangan dan struktur bertingkat-tingkat ini diduga merupakan perkembangan dari bentuk punden berundak, yang merupakan bentuk arsitektur asli dari masa prasejarah Indonesia.

Struktur Borobudur tidak memakai semen sama sekali, melainkan sistem interlock yaitu seperti balok-balok Lego yang bisa menempel tanpa lem.


Di setiap tingkatan dipahat relief-relief pada dinding candi. Relief-relief ini dibaca sesuai arah jarum jam atau disebut mapradaksina dalam bahasa Jawa Kuna yang berasal dari bahasa Sansekerta daksina yang artinya ialah timur. Relief-relief ini bermacam-macam isi ceritanya, antara lain relief-relief cerita jātaka.

Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai, dan berakhir pada pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya, mulainya di sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan pintu gerbang itu. Maka secara nyata bahwa sebelah timur adalah tangga naik yang sesungguhnya (utama) dan menuju puncak candi, artinya bahwa candi menghadap ke timur meskipun sisi-sisi lainnya serupa benar.

Secara runtutan, maka cerita pada relief candi secara singkat bermakna sebagai berikut :

Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, relief yang menghiasi dinding batur yang terselubung tersebut menggambarkan hukum karma. Deretan relief tersebut bukan merupakan cerita seri (serial), tetapi pada setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang mempunyai korelasi sebab akibat. Relief tersebut tidak saja memberi gambaran terhadap perbuatan tercela manusia disertai dengan hukuman yang akan diperolehnya, tetapi juga perbuatan baik manusia dan pahala. Secara keseluruhan merupakan penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran lahir - hidup - mati (samsara) yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan.

Merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-relief (tetapi bukan merupakan riwayat yang lengkap ) yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari sorga Tusita, dan berakhir dengan wejangan pertama di Taman Rusa dekat kota Banaras. Relief ini berderet dari tangga pada sisi sebelah selatan, setelah melampui deretan relief sebanyak 27 pigura yang dimulai dari tangga sisi timur. Ke-27 pigura tersebut menggambarkan kesibukan, baik di sorga maupun di dunia, sebagai persiapan untuk menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa selaku calon Buddha. Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di arcapada ini sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya dari Negeri Kapilawastu. Relief tersebut berjumlah 120 pigura, yang berakhir dengan wejangan pertama, yang secara simbolis dinyatakan sebagai Pemutaran Roda Dharma, ajaran Sang Buddha di sebut dharma yang juga berarti "hukum", sedangkan dharma dilambangkan sebagai roda.

Jataka adalah cerita tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan baik, yang membedakan Sang Bodhisattwa dari makhluk lain manapun juga. Sesungguhnya, pengumpulan jasa/perbuatan baik merupakan tahapan persiapan dalam usaha menuju ketingkat ke-Buddha-an.

Sedangkan Awadana, pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan tetapi pelakunya bukan Sang Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya dihimpun dalam kitab Diwyawadana yang berarti perbuatan mulia kedewaan, dan kitab Awadanasataka atau seratus cerita Awadana. Pada relief candi Borobudur jataka dan awadana, diperlakukan sama, artinya keduanya terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan. Himpunan yang paling terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala atau untaian cerita Jataka, karya penyair Aryasura dan jang hidup dalam abad ke-4 Masehi.

Merupakan deretan relief menghiasi dinding lorong ke-2,adalah cerita Sudhana yang berkelana tanpa mengenal lelah dalam usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati oleh Sudhana. Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan pada kitab suci Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari.

sumber : www.wisatanesia.com

Candi Prambanan kian memukau

Candi Prambanan Sebagai peninggalan kebudayaan Hindu terbesar di Indonesia, Candi Prambanan memang memiliki pesona keindahan tersendiri. Sebab selain bentuk bangunan dan tata letaknya yang menakjubkan, candi Prambanan juga menyimpan kisah sejarah dan legenda yang sangat menarik wisatawan. Tak heran bila candi yang terletak di tepi jalan raya 17 Km dari Yogyakarta menuju Solo ini menjadi obyek wisata andalan bagi kedua kota tersebut.
Komplek candi yang dibangun pada abad 9 M ini memiliki tiga bangunan utama berarsitektur indah setinggi 47 meter. Ketiga bangunan tersebut melambangkan Trimurti, yaitu ajaran tentang tiga dewa utama yang terdiri dari Candi Siwa (Dewa Pelebur) di tengah,
Candi Brahma (Dewa Penjaga) di selatan, dan Candi Wisnu (Dewa Pencipta) di utara. Kemudian di depan bangunan utama ini terdapat tiga candi yang lebih kecil sebagai perlambang Wahana (kendaraan) dari Trimurti. Ketiga candi tersebut adalah Candi Nandi (kerbau) yang merupakan kendaraan Siwa, Candi Angsa kendaraannya Brahma, dan Candi Garuda kendaraan Wisnu.
Para wisatawan juga dapat melihat dan mengikuti kisah cerita Ramayana yang reliefnya dipahatkan searah jarum jam pada dinding pagar langkan Candi Siwa dan bersambung di Candi Brahma. Sedangkan pada pagar langkan Candi Wisnu dipahatkan relief cerita Krisnayana.
Memasuki Candi Utama (Candi Siwa) dari arah utara, wisatawan juga dapat melihat patung seorang putri cantik bernama Roro Jonggrang. Menurut legenda, Roro Jonggrang adalah putri Raja Boko yang ingin dinikahi oleh Bandung Bondowoso, seorang lelaki perkasa Putra Raja Pengging. Roro Jonggrang yang tidak mencintai Bandung, berusaha menolak pinangan ini dengan mengajukan syarat agar dibuatkan seribu candi dalam satu malam.
Dengan kekuatan supranatural, Bandung menyanggupi syarat tersebut dan hampir berhasil menyelesaikan tugasnya. Roro Jonggrang yang panik, berusaha menggagalkan keberhasilan ini dengan mengerahkan para wanita desa untuk membakar jerami dan menumbuk padi sehingga suasananya berubah seperti pagi hari.
Mengira tenggat waktunya telah berakhir, semua kekuatan supranatural yang membantu Bandung berlarian. Tak ayal, pekerjaan yang nyaris selesai akhirnya terbengkalai. Kegagalan ini tentu saja membuat Bandung murka. Dan karena tidak dapat menahan amarahnya, Bandung mengutuk Roro Jonggrang menjadi sebuah patung.
Kisah legenda tersebut secara lengkap dapat wisatawan lihat di gedung Museum yang berada di dalam lokasi Candi Prambanan. Sebab selain memiliki ruang Audio Visual yang memutarkan film selama 15 menit tentang sejarah ditemukannya Candi Prambanan hingga proses renovasi dan purna pugarnya secara lengkap, Museum ini juga memamerkan koleksi benda-benda arkeologi serta perhiasan-perhiasan peninggalan raja Mataram kuno yang ditemukan di Wonoboyo, Klaten.

Sumber : www.wisatanesia.com